Pada umumnya seseorang hanya mengalami cegukan beberapa kali saja, namun perempuan yang satu ini cegukan selama 5 tahun sejak hamil anak pertama. Mengapa bisa begitu?
Lisa Doherty (24 tahun) menderita cegukan setiap hari selama hampir 5 tahun. Lisa mulai cegukan pada Januari 2008 ketika hamil anak pertamanya. Saat itu ia bisa terus cegukan hingga 100 kali dalam waktu sehari.
Pada saat lisa mengunjungi dokternya, dia diberitahu bahwa umumnya cegukan sering terjadi pada perempuan hamil, oleh karena itu Lisa mengabaikan kondisi tersebut. Tetapi setelah melahirkan putrinya pada Juni 2008 ia masih mengalami cegukan sampai ia memiliki anak kedua pada Mei 2012.
Ia telah berjuang (Baca: Berusaha) mencoba semua obat yang diketahuinya bisa mengatasi cegukan mulai dari menahan napas, hingga minum air sambil menutup hidung, Tetapi semua itu tidak ada yang berhasil menghilangkan cegukan Lisa.
"Ini terjadi berulang-ulang dan yang paling parah adalah ketika saya pernah sampai 100 kali cegukan sehari, bahkan ketika saya akan mulai tidur. Cegukan saya bisa benar-benar keras dan beberapa orang mengatakan saya terdengar seperti dinosaurus," ujar Lisa.
Kondisi seperti ini membuatnya terus mengunjungi dokternya agar bisa menemukan obat bagi penyakit cegukannya ini, tetapi petugas medis juga dibuat bingung dalam mencaritahu penyebab dari kondisi yang tidak lazim ini.
Akhirnya ia pun diminta untuk melakukan gastroscopy, yaitu suatu prosedur yang dimana akan menggunakan kamera serat optik untuk memeriksa bagian dalam tenggorokan dan perutnya.
Prosedur yang dilakukannya ini ternyata memberikan titik terang tentang penyebab dari cegukannya tersebut. Dokter mengatakan cegukan yang dialami Lisa karena ia terlalu banyak bicara sehingga ia harus mencoba menguranginya.
Jadi, apa pelajaran yang dapat diambil dari kejadian ini? yups, jika kamu adalah orang yang banyak bicara seperti Lisa, maka mulai dari sekarang kamu harus mengurangi hal tersebut, dan jangan sampai kamu mengalami apa yang telah dialami oleh lisa.
Semoga kamu yang telah membaca artikel ini bisa mengambil pelajaran “real” yang sudah dialami oleh Lisa. Ambil manfaatnya, Buang yang buruknya. Thanks.